Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaHeadline NewsPemerintahan

Terhambat Infrastruktur Jembatan, Warga Desa Penggarit Merasa Belum Merdeka

30737
×

Terhambat Infrastruktur Jembatan, Warga Desa Penggarit Merasa Belum Merdeka

Sebarkan artikel ini

Terhambat Infrastruktur Jembatan, Warga Desa Penggarit Merasa Belum Merdeka

Example 468x60

Harianpemalang.id, Pemalang – Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, menyimpan kekayaan sejarah dan potensi wisata yang luar biasa di Desa Penggarit, Kecamatan Taman. Namun, di balik potensi tersebut, desa ini menghadapi kendala infrastruktur yang signifikan, yaitu tidak adanya jembatan penghubung yang mandiri.

Advertisement
Example 300x600
Scroll kebawah untuk lihat konten

Menurut Kepala Desa Penggarit, Imam Wibowo, satu-satunya akses jembatan yang ada saat ini adalah jembatan di atas Bendungan Sungapan yang dibangun pada tahun 1888 dan diperlebar pada tahun 1971. Jembatan ini berada di bawah wewenang Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana (BBWS Pemali Juana) dan hanya berfungsi sebagai jalur inspeksi pengairan, sehingga akses warga sangat terbatas.
“Tanpa jembatan independen, masyarakat Desa Penggarit merasa belum benar-benar ‘merdeka’. Jembatan yang ada saat ini sangat vital karena menghubungkan Desa Penggarit dengan Kecamatan Pemalang, tetapi penggunaannya sangat terbatas. Bahkan, jembatan ini sering menjadi lokasi kecelakaan,” ungkap Imam Wibowo, Rabu (24/4/2024).

Desa Penggarit memiliki potensi wisata sejarah dan budaya yang besar, dengan adanya Makam Pahlawan Jayana Sureng Yudha dan Makam Pangeran Benowo, Bupati Pemalang pertama. Selain itu, wisata alam dan budaya seperti Benowo Park, Kebun Anggrek, Wisata Embung Pudak Wangi, dan Festival Mangga juga menjadi daya tarik utama.

Namun, keterbatasan akses jembatan menghambat perkembangan potensi tersebut. Pemerintah Desa Penggarit telah berulang kali mengajukan permohonan kepada BBWS Pemali Juana untuk membuka portal jembatan, tetapi selalu ditolak. Bahkan, kondisi ini sempat memicu kemarahan warga.

Pemerintah Desa Penggarit telah melakukan berbagai upaya komunikasi dengan pihak berwenang, mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi, serta berkoordinasi dengan anggota DPRD. Namun, hingga kini belum ada respons yang memuaskan.
“Kami sudah berkomunikasi secara intensif dan membuat proposal, mengirimkannya ke tingkat kabupaten hingga provinsi, serta berkoordinasi dengan anggota DPRD. Padahal, lokasi untuk jembatan baru sudah kami siapkan,” jelas Imam Wibowo. Masyarakat Desa Penggarit berharap pemerintah segera membangun jembatan yang mandiri dan memadai agar dapat membuka jalan bagi kemajuan pendidikan dan ekonomi desa. Tanpa infrastruktur yang memadai, potensi desa akan terus terhambat.( Joko Longkeyang ).



Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *