Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaHeadline NewsPemerintahPemerintahan

Semarang Darurat Banjir: Gubernur Luthfi Turun Tangan, “Kaligawe Kudu Asat!

428
×

Semarang Darurat Banjir: Gubernur Luthfi Turun Tangan, “Kaligawe Kudu Asat!

Sebarkan artikel ini

Semarang Darurat Banjir: Gubernur Luthfi Turun Tangan, "Kaligawe Kudu Asat!

Example 468x60

Harianpemalang.id, Semarang – Genangan banjir yang tak kunjung surut di kawasan Kaligawe, Semarang, menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Gubernur Ahmad Luthfi dengan tegas menyatakan “Kaligawe kudu asat” atau “Kaligawe harus kering” di hadapan Direktur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Kamis, 30 Oktober 2025. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan Gubernur dalam menangani masalah banjir yang kerap melanda wilayah tersebut.

Tidak hanya sebatas retorika, Gubernur Ahmad Luthfi berinisiatif untuk mengerahkan prajurit TNI guna mempercepat pengerukan sedimentasi yang menjadi salah satu penyebab genangan. Ia menegaskan tidak akan ragu untuk turut serta “mencangkul” jika Balai di Kementerian PUPR tidak segera mengeringkan wilayah Terboyo. “Pokoke Kaligawe kudu asat. Kalau masih berkutat diskusi soal konstruksi, sementara masyarakat sudah teriak, maka tidak ada gunanya. Tambahi lagi pompanya,” tandas Ahmad Luthfi saat meninjau Kolam Retensi Terboyo, Semarang.

Advertisement
Example 300x600
Scroll kebawah untuk lihat konten

Menurutnya, keringnya Kaligawe akan menjadi langkah awal yang krusial bagi penanganan banjir secara lebih luas. Pasalnya, wilayah Kaligawe yang terendam banjir telah mengganggu aktivitas permukiman warga hingga jalur vital Pantura. Pengecekan lapangan ini bertujuan untuk memastikan percepatan pengerukan dan pembangunan sistem pengendalian banjir di wilayah Semarang-Demak dapat terlaksana dengan optimal.

Gubernur Luthfi juga mendesak agar air yang masih menggenang di sejumlah titik segera dialirkan ke laut dengan mengoptimalkan penggunaan pompa air. “Jadi, pakai pompa sebanyak-banyaknya sehingga jalan lancar kembali, dan masyarakat tidak terendam,” katanya di sela tinjauan.

Upaya percepatan penyurutan air telah dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dengan mengoperasikan total 38 unit pompa. Ini terdiri dari 7 unit pompa eksisting berkapasitas 14 m³/detik, 3 unit *floating pump* dengan kapasitas 6 m³/detik, dan 28 unit *mobile pump* yang mampu menyedot 10,36 m³/detik. Dengan demikian, total kapasitas pompa yang kini bekerja di empat titik utama, yakni Sringin, Terboyo, Tenggang, dan Pasar Waru, mencapai 30.360 liter per detik. Selain itu, operasi modifikasi cuaca juga telah dilaksanakan dalam beberapa hari terakhir untuk mendukung upaya ini. Pemerintah juga melakukan evakuasi warga terdampak di kawasan Kaligawe yang ketinggian airnya mencapai sekitar 90 sentimeter.

Menanggapi permintaan Gubernur, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Dwi Purwantoro, memastikan pihaknya siap mendukung penuh langkah percepatan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Ia menyatakan akan segera menindaklanjuti permintaan Gubernur untuk pelebaran saluran dan penambahan pompa. “Ya, kita tindak lanjuti. Tadi kan diminta diperlebar. Nanti kita koordinasi. Kalau pompanya, kita siapkan, yang penting Kaligawe itu harus segera surut, masuk ke sini (kolam retensi Terboyo), dari sini buang ke Babon. Itu akan mempercepat jalan nasionalnya,” jelas Dwi.

Dwi menambahkan bahwa BBWS Pemali Juana dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY telah berkoordinasi untuk mengintegrasikan pekerjaan pompa, kolam retensi, dan sistem drainase demi penanganan banjir yang lebih efektif dan terpadu. ( Joko Longkeyang).

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *