Harianpemalang.id, Pemalang – Pantai Kramatsari, Pemalang, yang pernah menjadi destinasi wisata ramai di era 1999-2018, kini menghadapi ancaman serius akibat abrasi. Ribuan pengunjung yang dulu memadati pantai untuk menikmati keindahannya dan beragam wahana air, kini hanya tinggal kenangan. Abrasi yang dimulai sejak 2019 telah menggerus bibir pantai hingga 50 meter, menelan puluhan warung, merusak akses jalan, dan menenggelamkan tiang listrik. Akibatnya, Pantai Kramatsari kehilangan daya tariknya dan perekonomian warga sekitar yang bergantung pada sektor pariwisata pun terpuruk.
Harini (45), salah satu warga Desa Blendung yang masih bertahan dengan warungnya, mengenang masa kejayaannya di mana ia mampu meraup hingga Rp 6 juta per hari pada akhir pekan. Namun, kini hanya tinggal kenangan. Upaya swadaya warga dengan membangun tanggul bambu pada tahun 2024 pun tak mampu menahan gempuran gelombang laut. Tanggul tersebut bahkan jebol di tahun 2025, memperparah kerusakan yang ada.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, bersama Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro, langsung meninjau lokasi pada Selasa, 28 Mei 2025. Gubernur menyatakan komitmennya untuk segera memperbaiki tanggul sepanjang 1 kilometer sebagai solusi jangka pendek. Ia juga menekankan pentingnya upaya pencegahan jangka panjang melalui penanaman mangrove di sepanjang pesisir Pantura Jawa Tengah. Kerja sama seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dan lembaga lingkungan, sangat dibutuhkan dalam upaya ini.
Selain perbaikan tanggul, Gubernur Luthfi juga menjanjikan pendataan masyarakat terdampak dan analisis komprehensif terkait dampak abrasi terhadap tambak dan sawah. Sebagai solusi jangka panjang, ia merujuk pada proyek tanggul laut di Sayung yang akan diperluas hingga Brebes. Proyek ini diharapkan mampu melindungi pantai dan menghidupkan kembali perekonomian warga Pantai Kramatsari. Perjuangan untuk menyelamatkan Pantai Kramatsari dan kesejahteraan warganya masih panjang, namun komitmen pemerintah daerah dan provinsi memberikan secercah harapan.( Joko Longkeyang ).