Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaHeadline NewsPemerintahPemerintahan

Ahmad Luthfi Tegaskan Pentingnya Implementasi Nyata Kebijakan Inflasi di Jawa Tengah

10
×

Ahmad Luthfi Tegaskan Pentingnya Implementasi Nyata Kebijakan Inflasi di Jawa Tengah

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Harianpemalang.id, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memperkuat langkah konkret dalam mengendalikan inflasi dan menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok di daerah. Hal ini menjadi fokus utama dalam Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang diselenggarakan di Tlogo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, pada Senin (6/10/2025).

Rakor tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), hingga instansi vertikal. Tujuannya adalah memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk menekan laju inflasi menjelang akhir tahun serta memastikan ketersediaan bahan pokok di pasar tetap stabil.

Advertisement
Example 300x600
Scroll kebawah untuk lihat konten

Dalam arahannya, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan bahwa kebijakan pengendalian inflasi di Jawa Tengah telah berjalan dengan baik secara teknis. Namun, ia menegaskan bahwa pelaksanaan kebijakan tersebut harus lebih menyentuh masyarakat agar dampaknya benar-benar terasa.

“Dari sisi teknis kita sudah bagus, tetapi yang terpenting kebijakan itu harus sampai ke masyarakat. Kita hanya pembuat kebijakan, pelaksananya adalah para bupati dan wali kota, sementara yang merasakan hasilnya adalah masyarakat,” ujar Luthfi.

Lebih lanjut, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja bersama dalam menekan angka inflasi, termasuk aparat kepolisian melalui Satgas Pangan, guna memastikan harga kebutuhan pokok tidak melonjak.

“Kita harus bergerak bersama. Polda juga harus aktif. Ini bukan sekadar angka di laporan, tapi menyangkut kebutuhan masyarakat sehari-hari,” tegasnya.

Berdasarkan data TPID Jawa Tengah, tingkat inflasi provinsi tersebut pada September 2025 tercatat sebesar 2,65 persen (year on year) dengan harga pangan yang relatif stabil. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan II 2025 mencapai 5,28 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 5,12 persen.

Secara triwulanan (quarter to quarter), Jawa Tengah menempati posisi ketiga dengan pertumbuhan 1,87 persen, di bawah Jawa Timur (3,09 persen) dan Jawa Barat (2,33 persen).

Dari sisi harga komoditas, sejumlah bahan pokok masih terpantau stabil. Harga beras medium mencapai Rp13.407 per kilogram, sedikit di bawah Harga Acuan Pemerintah (HAP), sedangkan beras premium berada di Rp15.915 per kilogram atau 6,81 persen di atas HAP.

Untuk bawang putih Kating, harga mencapai Rp35.333 per kilogram atau naik 10,42 persen dari HAP. Sementara cabai rawit merah justru turun dan masih dijual di kisaran Rp32.333 per kilogram, 43 persen di bawah HAP Rp57.000.

Harga minyak goreng curah naik menjadi Rp17.791 per liter, sedangkan merek Minyakita stabil di Rp16.326 per liter. Adapun telur ayam ras dan daging ayam ras mengalami kenaikan tipis namun masih tergolong stabil di bawah harga acuan.

Sebagai langkah strategis, Pemprov Jateng terus menjalankan berbagai program seperti Gerakan Pangan Murah, inspeksi beras premium, serta memperkuat cadangan beras dan minyak goreng melalui kerja sama Bulog dan BUMD.

Selain pengendalian harga, Gubernur Ahmad Luthfi bersama Wakil Gubernur Taj Yasin juga berkomitmen mengembangkan ekosistem ekonomi syariah serta program desa maju dan berdaya untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat Jawa Tengah.

Dengan sinergi antarinstansi dan pelaksanaan kebijakan yang terarah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah optimistis mampu menjaga stabilitas harga, menekan inflasi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. **( Joko Longkeyang ).

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *