Harianpemalang.id, Jakarta – Ancaman banjir rob di pesisir utara Jawa Tengah, terutama di wilayah Pekalongan dan Pemalang, kini semakin mendesak dan nyata. Hal ini menjadi sorotan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri BUMN di Senayan pada Senin, 7 Juli 2025. Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Rizal Bawazier, dengan tegas menyuarakan kegelisahan masyarakat di daerah pemilihannya, Jawa Tengah X.
“Terus terang, Pak Menteri, di dapil kami, Pekalongan dan Ulujami Pemalang, banjir rob tinggal satu meter lagi,” ucap Rizal dengan suara meninggi. Ia memperingatkan bahwa jika tidak segera ditangani, wilayah pesisir seperti Ulujami di Pemalang berisiko tenggelam hingga 2,3 meter pada tahun 2026.
Politisi PKS tersebut menyindir keras kebijakan pemerintah yang dianggap lebih fokus pada proyek-proyek mewah seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung senilai Rp140 triliun, dibandingkan dengan persoalan mendesak yang mengancam keselamatan warga pesisir.
“Kalau rob datang, air laut lebih tinggi dari daratan. Ini bukan soal macet atau kecepatan kereta, ini soal hidup atau tenggelam,” tegas Rizal, menggambarkan betapa gentingnya situasi tersebut.
Rizal pun mendesak agar pembangunan tanggul laut di Pekalongan dan Pemalang segera ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Dengan status PSN, proyek ini akan memperoleh prioritas dalam alokasi anggaran dan percepatan pelaksanaan. Ia menyoroti bahwa Jakarta saja sudah memiliki tanggul megah, sementara kota-kota di Pantura masih dibiarkan dalam ancaman.
“Banjir rob di Pekalongan dan Pemalang bisa berlangsung berhari-hari. Tidak surut dalam hitungan jam,” keluhnya.
Menurut Rizal, proyek tanggul rob ini hanya membutuhkan anggaran sekitar Rp1 triliun, jauh lebih kecil dibandingkan dengan kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh bencana rob yang terus berulang. Ia meyakini bahwa jika pemerintah bertindak cepat, wilayah-wilayah seperti Pekalongan dan Pemalang bisa diselamatkan dari kehancuran.
Ia juga menyoroti lambannya proyek tanggul laut nasional yang disebut-sebut akan menghubungkan Jakarta hingga Gresik. Namun, realisasi proyek itu menurutnya tidak sebanding dengan laju naiknya air laut yang terus menggerus daratan.
“Warga sudah banyak yang jadi korban, rumahnya rusak, ekonominya lumpuh, dan rob terus naik. Ini bom waktu yang bisa menenggelamkan sejarah, ekonomi, dan masa depan kota,” ujar Rizal dengan mimik prihatin.
Di akhir pernyataannya, Rizal meminta kepada Menteri PUPR agar segera mengalokasikan anggaran pembangunan tanggul laut mulai tahun 2026, atau jika memungkinkan, dipercepat lebih awal.
“Mohon Pak Menteri, proyek ini masuk PSN dan bisa segera dimulai. Ini kebutuhan hidup masyarakat pesisir,” pungkasnya penuh harap.( Joko Longkeyang).