Harianpemalang.id, Pemalang – Di hari kesembilan bulan Ramadhan yang penuh berkah, mari kita menyelami samudra hikmah dari dua kisah inspiratif: perjuangan Rasulullah ﷺ dalam Perang Khandaq dan kegigihan Soichiro Honda dalam membangun imperium bisnisnya. Keduanya, dalam keterbatasan yang mendera, mampu mengukir visi besar yang melampaui zaman.
Dalam Perang Khandaq, Rasulullah ﷺ dan para sahabat dihadapkan pada situasi yang genting: kelaparan, kelelahan, dan kepungan musuh. Namun, di tengah kesulitan menggali parit, beliau ﷺ memancarkan optimisme melalui setiap pukulan yang memecahkan batu besar. “Kita akan menaklukkan Persia! Kita akan menaklukkan Romawi! Kita akan menaklukkan Yaman!” seru beliau ﷺ, mengisyaratkan visi kemenangan yang jauh melampaui batas pandang mata.
Di belahan dunia lain, Soichiro Honda, di tengah puing-puing Jepang pasca-Perang Dunia II, merajut mimpi dengan keterbatasan modal dan sumber daya. Namun, dengan keahlian teknik dan semangat inovasi, ia menciptakan solusi transportasi yang mengubah dunia: sepeda bermesin kecil yang menjadi cikal bakal industri motor Honda.
Kedua kisah ini mengajarkan kita bahwa visi besar tidak lahir dari kemewahan, tetapi dari keterbatasan yang diubah menjadi peluang. Rasulullah ﷺ dan Soichiro Honda tidak hanya berjuang untuk generasi mereka, tetapi mewariskan perjuangan dan inovasi kepada generasi berikutnya. Islam berkembang pesat ke seluruh dunia, dan Honda menjelma menjadi perusahaan multinasional yang merambah berbagai sektor industri.
Dari kedua kisah ini, kita dapat memetik empat prinsip sukses:
* Jangan takut pada keterbatasan, tetapi jadikan sebagai tantangan. Rasulullah ﷺ dan Soichiro Honda membuktikan bahwa kesulitan adalah bahan bakar untuk inovasi.
* Miliki visi jangka panjang, bukan hanya untuk hari ini. Visi yang sejati melampaui batas usia dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.
* Jangan menyerah di tengah jalan. Kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.
* Bangun sistem yang bisa bertahan lama. Warisan yang abadi adalah sistem yang dapat diwariskan dan dikembangkan oleh generasi selanjutnya.
Generasi Pemalang, mari kita merancang visi untuk membangun warisan yang membanggakan. Mulailah dari apa yang ada, berani bermimpi besar, bangun sistem yang kuat, dan jangan pernah berhenti di tengah jalan. Seperti Rasulullah ﷺ dan Soichiro Honda, kita pun mampu mengukir sejarah dan memberikan manfaat bagi generasi penerus.
“Keterbatasan hari ini tidak menentukan masa depan,” pesan apt. W Isro Abdilah. “Dengan visi yang jelas, keberanian untuk memulai, ketahanan dalam menghadapi tantangan, dan sistem yang bisa diwariskan, kita bisa membangun sesuatu yang besar.”
Semoga renungan ini menjadi suluh yang menerangi jalan kita dalam membangun warisan yang abadi.
Penulis: Apt. Isro Abdilah.
Editor. : Ahmad Joko Suryo Supeno, S.H.